30 July 2003

Silahisabungan

Keturunan Raja Silahisabungan adalah sbb:

1.Sihaloho
2.Situngkir
3.Sondi
4.Sinabutar
5.Sidabariba
6.Sidebang(Sinabang)
7.Pintu Batu.
8.Tambun

Anak Raja Silahisabungan dari no:1 Sampai no 7 lahir dari Isteri Pertama,Sedangkan no:8 (Tambun lahir dari Ina kedua).Menurut Sejarah Raja Silahisabungan mempunyai seorang Putri.

Suatu Ketika Raja Silahisabungan memberi nasehat(Poda )kepada kesembilan keturunannya. Isi dari nasehat tsb.Terkenal dengan Nama:

PODA SAGU-SAGU MARLANGAN. OMPU RAJA SILAHISABUNGAN.
Tujuan dp Poda ini adalah untuk mempersatukan seluruh Keturunan Silahisabungan di seluruh Dunia.Konon Ikrar ini diucapkan di Silalahi nabolak dimana disana terdapat dua buah batu. satunya berdiri tegak dan satunya tergeletak ketanah.Barangsiapa yang
mematuhi petuah ini,maka keturunannya akan berdiri kokoh,tetapi barang siapa yang mengingkari,maka dia akan seperti batu yang rebah ketanah.(Batu ini disebut Batu jongjong dan batu nagadap)

Petuahnya kepada anak-anaknya dan kita semua keturunannya adalah sbb:


1.INGKON MASIHAHOLONGAN HAMU SAMA HAMU DOHOT RODI POMPARAN MUNA BE.
( HENDAKLAH KAMU SALING MENGASIHI SATU SAMA LAIN HINGGA KEPADA SELURUH KETURUNANMU).

2.NASO TUPA DOHONON MUNA NASO SAAMA -SAINA HAMU NAPITU DOHOT SI TAMBUN RAJA. JALA INGKON SISADA BORU DO HAMU.
(JANGANLAH MENYEBUT BAHWA KALIAN BERTUJUH TIDAK MEMPUNYAI SATU IBU DENGAN ADIKMU TAMBUN RAJA.DAN HARUS SISADA BORU.

3.HAMU NAPITU DOHOT ANGKA PINOMPARMU,INGKON HUMOLONG ROHAMU DI BORU NI ANGGIMUNA SI TAMBUN RAJA RODI POMPARANNA.JALA HOPE TAMBUN RAJA DOHOT SANDOK POMPARANMU INGKON HUMOLONG ROHAM DI BORU NI ANGKA HAHAM RODI POMPARANNA.
(KALIAN BERTUJUH BESERTA KETURUNANMU,HARUS LEBIH SAYANG KEPADA PUTRI ADIKMU TAMBUN RAJA DAN KETURUNANNYA.DAN KAMU PUN TAMBUN RAJA DAN BESERTA SELURUH KETURUNANMU HARUS LEBIH SAYANG KEPADA PUTRI ABANGMU BESERTA KETURUNANNYA.

4.NASO JADI OLION NI NAPITU POMPARANNI ANGGIMMU SI TAMBUN RAJA ON.JALA NASO JADI OLION NI POMPARAN NI TAMBUN RAJA POMPARAN NI SUDE HAHAM NAPITU ON.
(KALIAN BERTUJUH DAN SELURUH KETURUNANMU TIDAK BOLEH MENIKAH DENGAN SELURUH KETURUNAN ADIKMU TAMBUN RAJA,DEMIKIAN JUGA KAMU TAMBUN RAJA BESERTA SELURUH KETURUNANMU TIDAK BOLEH MENIKAH DENGAN SELURUH KETURUNAN ABANGMU YANG TUJUH INI.)

5.NASO TUPA PUNGKAONMU BADA MANANG SALISI.IA ADONG PARBADAAN DIHAMU NAPITU SAHAT RODI POMPARAN MUNA,SANDOK INGKON ANGGIMUNA MA MANANG POMPARANNA SIBAHEN DAME DIHAMU,MAMBAHEN UHUM NA TINGKOS JALA NASO BOI MARDINGKAN.INGKON OLOAN JALA TUNG SO JADI JUAON MUNA.LAOS SONGONI HO TAMBUN RAJA,IA ADONG PARBADAAN DI POMPARAN MUNA,SANDOK INGKON SIAN POMPARAN NI HAHAM NAPITU ON MA SIBAHEN DAME JALA SIDABU UHUM NATINGKOS,NASO TUPA MARDINGKAN,JALA NASO JADI JUAON MUNA.JALA MOLO ADONG PARBADAAN DIHAMU NASO
TUPA DOHOT HALAK NAASING LAHO PASAEHON,
(TIDAK BOLEH MEMULAI PERTENGKARAN DAN PERSELISIHAN.BILA ADA PERSELISIHAN DIANTARA KALIAN BERTUJUH DAN SELURUH KETURUNANMU,YANG MENJADI JURU DAMAI ADALAH DARI TAMBUN RAJA DAN DARI KETURUNANNYA.MEMBUAT SUATU HUKUM YANG ADIL DAN TIDAK MEMIHAK DAN HARUS KALIAN PATUHI.DEMIKIAN JUGA KAMU TAMBUN RAJA ,BILA ADA PERSELISIHAN DIANTARA KETURUNANMU ,DAN SEBAGAI JURU DAMAI HARUSLAH DARI KETUJUH ABANGMU INI ATAU DARI KETURUNANNYA YANG MEMBERIKAN HUKUM YANG ADIL DAN TIDAK MEMIHAK DAN HARUS KAMU PATUHI.dAN BILA ADA
PERSELISIHAN DIANTARA KALIAN DAN KETURUNAN MU,TIDAK BOLEH MARGA LAIN IKUT CAMPUR UNTUK MENYELESAIKANNYA.)

DEMIKIANLAH PETUAH LELUHUR KITA SILAHISABUNGAN UNTUK KITA JALANKAN DALAM KEHIDUPAN KEKELUARGAAN.

Posting oleh : Walsinur Silalahi pada : Tuesday, July 29, 2003 9:03 PM
di : Gen_B@Yahoogroups.com

25 July 2003

Samosir

Peninggalan Raja di Samosir

DI Pulau Samosir yang dikelilingi air Danau Toba ternyata ada tempat bersejarah bekas kerajaan Samosir tempo doeloe. Tepatnya di daerah Ambarita terdapat istana yang pernah dipimpin tiga raja Samosir yaitu, Raja Sialagan, Sidabutar dan Raja Sidauruk.

Peninggalam raja-raja kuna yang hingga tahun 1916 mengakhiri pemerintahannya itu, bukti sejarah secara fisik masih dipelihara dan dipertahankan masyarakat Ambarita. Ternyata sisa peninggalannya mampu menarik kunjungan wisata bagi wisatawan dari berbagai penjuru yang datang ke Pulau Samosir.

Areal bekas Kerajaan Samosir di Ambarita cukup luas. Di sekelilingnya dibenteng tembok permanen setinggi 3 meteran yang di atas temboknya terpasang bambu runcing. Masuk ke kawasan kerajaan terlihat sebuah patung manusia setinggi 6 meteran. Sekitar 50 meter dari bangunan patung pintu masuk kerajaan dijaga ketat petugas.

Masuk di dalam kawasan bekas kerajaan Samosir itu, membuat ingatan seakan berada di masa silam. Betapa tidak, pepohonan rindang tumbuh mengelilingi istana. Istana raja yang konon dibangun 350 tahun silam. Istana raja terbuat dari kayu jati, dicat tiga warna.

Ketiga warna menandakan, merah artinya berani, hijau artinya singa dan warna hitam artinya simbol mati. Simbol warna menandakan bahwa di kerajaan Samosir siap menerima tantangan dengan keberanian perlawanan seperti singa. Dan siap mati.

Di atas pintu depan Istana Raja yang terukir arsitek Batak terpasang sebuah kepala kerbau sebagai lambang kerajaan Samosir. Di bawah bangunan istana (kolong) yang dikelilingi kayu jati rapat, dan di pintu masuk rapat terkunci. Konon di kolong Istana dulunya dipakai para tahanan yang melanggar aturan adat Samosir. Atau dijadikan tempat para tawanan perang.

Di halaman istana terdapat puluhan kursi dan meja yang terbuat dari batu. Konon tempat itu untuk tempat rapat-rapat raja dengan para pemimpin adat Samosir. Di sampingnya berdiri sebuah batu datar berukuran 2 x 1 x 0,8 meter. Konon batu itu tempat untuk menghukum pesakitan-pesakitan yang sudah tak jera melakukan pelanggaran adat. Seperti mencuri, menyerobot tanah milik orang lain, berzinah, atau membunuh nyawa orang lain.

Di pintu masuk kawasan kerajaan yang luas itu terdapat tiga makam raja, Raja Sialagan, Sidabutar dan Raja Sidauruk. Ketiga makam raja berada di dalam batu yang dibentuk sebuah kotak. Konon saban tahun mayat para raja di dalam batu itu sering dipertontonkan kepada masyarakat Ambarita atau para keluarga kerajaan yang datang dari berbagai tempat.

Masih ada sebuah bangunan luas bertingkat. Rumah yang terbuat dari rangkaian kayu berukir itu tempat disyahkannya pernikahan masyara-kat Samosir pada masa pemerintahan Raja Samosir. Sesuai adat Samosir, seorang laki-laki yang akan menikah harus memilih wanita yang berusia minimal 17 tahun. Calon pengantin pria sebelum menikah harus punya pekerjaan seperti bertani atau beternak kerbau, babi atau pandai mencari ikan di Samosir. Jika tak memiliki persyaratan itu Raja tak merestui perkawinan itu.

"Setelah disyahkannya perkawinan itu maka bagi kedua pengantin wajib mematuhi segala peraturan kerajaan," kata SP Matondang pemandu wisata yang mengaku masih keturunan raja Samosir.

Hukum pancung

Keberadaan Samosir sewaktu berdirinya kerajaan, tergolong kerajaan yang adil, gemah ripah, aman tentram. Masyarakatnya selalu mematuhi peraturan adat kerajaan. Jika tidak hukuman dan ancaman yang dibebankan kepada si pelanggar adat begitu berat, sampai-sampai harus menjalani hukum pancung.

Hukum pancung dilakukan seandainya si pelanggar adat sudah tiga kali melakukan pelanggaran. Cara menghukumnya terkesan sadis. Pesakitan ditidurkan di atas batu yang diberi nama batu hukuman. Sambil disaksikan masyarakat Samosir dan melakukan doa-doa, perut pesakitan ditoreh dengan pedang tajam algojo. Lantas ulu hati pesakitan diambil dan ramai-ramai dimakan para penonton.

"Melakukan hukuman pancung bisa dilakukan itu berdasarkan keputusan musyawarah Raja, pemimpin adat dan para ponggawa kerajaan," kata SP Matondang yang pada waktu itu secara simbolis praktek hukum pancung didemonstrasikan untuk disaksikan pengunjung.

Karena dikenal dengan amannya situasi di kerajaan Samosir, membuat kaum penjajah merasa penasaran ingin memporak-porandakan kerajaan. Pada abad ke 20 beberapa kali rakyat Samosir melakukan perlawanan perang fisik terhadap kaum penjajah yang mau mennghancurkan kerajaan.

Sebagai bukti sejarah di sekitar makam raja terdapat makam para pahlawan Samosir yang gugur dalam peperangan itu. Dan tak sedikit pula kaum penjajah tewas di Samosir.

"Makanya karena sering peperangan dibuatlah benteng pertahanan yang di atasnya dipasang bambu runcing. Maksudnya jangan sampai lawan perang masuk ke kawasan istana," kata SP Matondang lagi.

Menurut sejarah, runtuhnya kerajaan Samosir yang pada waktu itu dipimpin Raja Sidauruk, dihancurkan Belanda pada tahun 1916. Dan pada waktu itu kerajaan dibubarkan Belanda. Meski kerajaan Samosir sudah dibubarkan Belanda, kenyataannya hukum pancung yang dikenakan bagi para pelanggar peraturan di Samosir masih dilanjutkan dan diberlakukan oleh para pemimpin adat. Namun pada tahun 1961 berkat prakarsa pihak gereja, hukum pancung dilarang sampai sekarang.

Tarian tor-tor

Menuju ke persinggahan bekas istana kerajaan Samosir harus mengalami proses perjalanan jauh dan melelahkan. Dari kota Prapat menuju penginapan Hotel Sidolog di Tomok berlayar dengan perahu motor di danau Toba memakan waktu sekitar tiga jam. Selama di permukaan Toba, terlihat bangunan adat rumah Batak "Huta Gakasi" yang berjejer berdiri sepanjang mulut Toba. Sebagian lagi terlihat rumah adat Batak gaya Siap Porik di Pantai Simaminto.

Masyarakat di pinggiran Toba giat mencari ikan di danau. Sebagian lagi bertani dan bertanam palawija. Selama rombongan diperjalanan masyarakat banyak yang melambaikan tangan, seolah tahu penumpang di kapal motor yang memuat sekitar 70 penumpang itu tamu kehormatan mereka.

Singgah di Tomok disambut tiga wanita muda berkulit hitam dengan berbusana khas Samosir. Rombongan dipersilahkan untuk beristirahat di Hotel Sidolig yang Refresentatif. Tomok merupakan suatu daerah pusat pertokoan di Samosir. Di sini terdapat pasar tradisional yang penuh dengan berbagai barang souvenir, seperti pakaian, ukir-ukiran, buah durian dan makanan khas Samosir.

Setelah menginap semalaman di hotel, rombongan segera menuju ke Ambarita menggunakan perahu motor selama dua jam di Toba. Ketika mendarat puluhan pria wanita berpakaian adat Samosir menyambut kedatangan tamu. Pada kesempatan itu rombongan sempat menyaksikan sebuah tarian tor-tor. (H Undang Sunaryo/Galura)***

Take from : Harian Pikiran Rakyat
posted by : goland at Lapotuak

24 July 2003

Si Opat Pisoran [Panggabean]

From : Apul P Simorangkir (13)/br.Sitanggang

Simorangkir itu adalah Panggabean...
Panggabean terdiri dari Panggabean Lumbanratus, Panggabean Simorangkir & Panggabean Lumbansiagian. Menurut sejarah yang ada...pernah terjadi incest antara Panggabean Lumbanratus atau Panggabean Lumbansiagian dengan Panggabean Simorangkir. Maka Panggabean Simorangkir menyebut dirinya Simorangkir saja.

Maka sampai sekarang Panggabean Simorangkir menyebut dirinya Simorangkir. Tetapi dalam adat Panggabean itu adalah satu yang sama-sama berdiri yakni Panggabean Lumbanratus, Panggabean Simorangkir Dan Panggabean Lumbansiagian...

sumber : milis gen-b : sent : Tuesday, May 07, 2002 8:16 AM